Friday, December 2, 2011

Rezeki Takkan Salah Terbagi


Hari ini anak pertamaku kayla sedikit rewel. Sejak beberapa hari yang lalu dia jadi lebih banyak mengeluh. Ada yang mengganggu hatinya. Semua karena dia merindukan ayahnya yang bekerja ϑî Jakarta.
Hampir habis kesabaranku melihatnya yang hari ini mulai berulah lagi. Dia tidak mau sekolah tanpa alasan yang jelas. Biasanya jam 8.30 dia berangkat ke sekolah. Tapi kali ini hingga pukul 8.30 dia bahkan belum mau mandi dan sarapan. Dia ingin dibelikan vcd barbie saat itu juga. Aku tidak mau menyanggupinya karena saat itu sudah jamnya untuk sekolah.
Akhirnya sebuah keputusan membuatnya mau pergi sekolah, aku akan membelikannya sepulang dari sekolah. Ya..setidaknya sebagai penghibur hatinya karena kerinduannya pada sang ayah.
Sekolah kayla tidak jauh dari rumah, cukup jalan kaki selama 3 menit. Mendekati jam pulang sekolah, aku dan lucia-anak keduaku- juga amanda-keponakanku- menjemputnya ϑî sekolah.
Dan sebuah janji ada untuk ditepati. Sekedar untuk mengajarinya belajar menepati janji, kamipun akhirnya berempat pergi ke pasar dekat rumah kami. Dengan naik angkot kami bergegas ke toko vcd terdekat.
Selesai memilih dari 3 toko yang ada, dia memutuskan untuk membeli vcd "Barbie as The Princess and The Pauper".
Setelah membelinya, kamipun memutuskan langsung pulang. Namun jalur angkot untuk pulang cukup ruwet karena kudu putar jauh dan oper angkot 2 kali, sehingga kuputuskan untuk naik becak karena bisa lebih cepat sampai rumah. Lagipula anak-anak juga suka naik becak.
Kulihat banyak becak berjejar ϑî pinggir jalan, ada mungkin 4-5 becak. Namun kebanyakan becak itu tak bertuan. Hanya satu becak yang ada bapak tukang becak duduk ϑî kursi penumpang sambil memutar kepalanya melihat ke arah kami. Dari ekspresi wajahnya sepertinya dia memang menanti adanya penumpang.
Langsung saja ku panggil bapak itu agar mendekat ke kami. Bapak itu membawa becaknya ke arah kami dan mempersilahkan kami naik sambil menyalakan mesin becaknya.
Aku melihat ke arah becak-becak yang berjejar tadi dan ku lihat ada bapak tukang becak yang mendatangi becaknya seolah menyesal telah meninggalkan becaknya sendirian tak bertuan sehingga kemungkinannya mendapat penumpang menjadi pupus. Dan yang ku lihat dari becak-becak yang masih berjejar tadi, semua becak itu tidak memakai mesin sebagai tenaga geraknya. Becak mereka menggunakan kaki sebagai penggeraknya alias dikayuh.
Sekilas terbesit sedikit penyesalan ϑî hati. Kenapa aku tidak memilih becak yang lain yang dikayuh?sepertinya mereka yang masih hanya menggunakan kaki sebagai penggerak lebih membutuhkan uang dibanding mereka yang bisa membeli motor penggerak becak?
Becakpun berjalan, dengan deru suara mesinnya. Akupun merenung mulai memaknai kejadian ini. Mungkin memang bapak tukang becak ini yang dipilih Allah untuk mendapatkan rezeki melalui tanganku. Mungkin karena itu, pandanganku tadi sempat ditutup oleh Allah sehingga aku bahkan tidak melihat motor penggerak becak ini. Mungkin karena itu, Allah "menyuruhnya" untuk tetap ϑî bangku becaknya sedang yang lain "ϑîjauhkan" dari bangkunya. Mungkin memang dia yang lebih membutuhkan uang ini saat ini dibanding teman-temannya. Mungkin anaknya atau istrinya sedang membutuhkan uang itu hari ini. Atau bahkan mungkin dia sedang ingin membelikan anak atau cucunya mainan seperti yang sedang kulakukan untuk kayla. Begitu banyak jutaan kemungkinan. Memang ini adalah rezeki untuknya. Nominalnya memang tidak seberapa namun dia ada ϑî sana untuk mencari nominal-nominal kecil yang dikumpulkannya untuk menjadi rezeki hari ini. Rezeki tidak akan pernah salah terbagi, karena Allah Maha Tahu siapa yang harus menerima rezeki saat itu.

No comments:

Post a Comment