Saturday, December 24, 2011

Apa Itu Tantrum dan Penanganannya?

Oleh : Ida Silvia
Setelah beberapa hari sempat break tidak ngeblog, akhirnya hari ini sempet juga ngisi lagi. sejak beberapa hari tema ini ingin saya kupas di blog ini, namun karena lagi banyak deadline naskah yang kudu  saya beresin dulu jadi ketunda-tunda.

Beberapa waktu yang lalu, saya melihat sebuah tayangan televisi yang membahas tentang tumbuh kembang anak. Saat itu yang dibahas adalah tentang anak tantrum. Hanya sekilas saya melihatnya karena kala itu channel tv keburu diganti anak saya. Karena penasaran saya pun searching di internet tentang apa itu tantrum hanya sebagai masukan buat saya.
Namun sebuah status facebook page Parenting Indonesia menulis tentang pengalaman Emma Thompson, aktris pemeran Nanny McPhee, dalam status itu dipaparkan kisah Emma menghadapi anaknya yang kala itu berumur 4 tahun mengalami tantrum. Dari komen-komen yang ada, saya tahu kalau banyak bunda-bunda yang tidak mengerti dan memahami apa itu tantrum. Hal itu menggelitik saya untuk menulis artikel ini, dengan berbekal pengetahuan yang saya dapat dari artikel-artikel yang saya baca di internet.

Apa sih tantrum sebenarnya? Tantrum atau temper tantrum adalah emosi yang meledak-meledak yang tampil dalam bentuk perilaku agresif yang tak terkendali. Perilaku yang ditampilkan bisa berupa merengek, menangis, berguling-guling, merusak atau bahkan kegiatan menyakiti diri sendiri juga orang lain.
Tantrum seringkali muncul pada anak usia 15 bulan sampai 6 tahun. Dan biasanya tantrum terjadi pada anak yang aktif dan mempunyai energi berlimpah. Tantrum lebih mudah ternjadi pada anak yang memiliki temperamen "sulit".
Menurut yang tertuang dalam buku Tantrums Secret to Calming the Storm (La Forge: 1996), banyak ahli perkembangan anak menilai bahwa Tantrum adalah suatu perilaku yang masih tergolong normal yang merupakan bagian dari proses perkembangan, suatu periode dalam perkembangan fisik, kognitif dan emosi anak. Sebagai bagian dari proses perkembangan, episode Tantrum pasti berakhir.
Menyikapi tantrum dengan baik bisa mengajarkan anak tentang bagaimana caranya bereaksi terhadap emosi-emosi yang normal (marah, frustrasi, takut,jengkel, dll) secara wajar dan bagaimana bertindak dengan cara yang tepat sehingga tidak menyakiti diri sendiri dan orang lain ketika sedang merasakan emosi tersebut.

Penyebab tantrum anak :

1. Anak tidak mampu mengungkapkan keinginannya. Anak-anak seringkali mempunyai keterbatasan dalam berkomunikasi sehingga ketika keinginannya tidak dimengerti, anak-anak cenderung mengespresikannya dalam bentuk tantrum

2. Terhalangnya keinginan untuk mendapatkan sesuatu.

3. Anak merasa lelah, lapar, atau dalam keadaan sakit.

4. Pola asuh yang salah. Anak yang terlalu dimanja dan biasa mendapatkan keinginannya akan mudah melampiaskan emosinya ketika keinginannya tidak terpenuhi.

5. Cari perhatian.

6. Anak sedang stres atau merasa tidak aman dan nyaman.


Cara mengatasi anak yang sedang mengalami tantrum :

1. Orang tua harus tetap tenang

2. Hidari usaha untuk menghentikan tantrum, beri anak anda waktu untuk menguasai dirinya.

3. Jangan memarahi, menasehati, membujuk ataupun berbicara panjang lebar ketika anak anda sedang mengalami tantrum karena akan memicu kondisi yang lebih parah.

4. Tunjukkan bahwa anda ada dan tidak menolak (abandon) dia. Anda bisa duduk di dekatnya(dengan tetap melakukan aktifitas anda) atau mengucapkan kata sayang padanya. Katakan padanya kalau anda ada kapanpun dia selesai/siap bicara.

5. Cegah anak anda melakukan tindakan yang bisa mencelakai dirinya, teman-temannya atau merusak lingkungannya. Jauhkan apa saja yang bisa membahayakan dan bisa dijadikan sebagai 'pemulus' tantrumnya.

6. Setelah tantrum sudah dilewati, jangan menasehati, menghukum, memuji ataupun memberi hadiah pada anak anda. Jangan meluluskan apa yang diinginkan. Anda harus tetap konsisten. Tunjukkan padanya kalau anda tidak bisa dimanipulasi. Jika anda ingin menasehatinya, jangan dilakukan di masa sedang dan sesudah tantrum tp lakukan itu ketika anda berdua sudah dalam kondisi tenang dan nyaman.

Sudah tugas kita sebagai orang tua untuk mengarahkan sang buah hati menjadi lebih baik. Demi masa depannya yang cemerlang.
Powered by ShowMeBlogger.com

No comments:

Post a Comment